PENTING! 5 CIRI BAJU SYAR'I WANITA MENURUT AL-QUR'AN DAN HADITS SHAHIH - Pusat Bisnis Syariah

Tulungagung, Jawa Timur - Indonesia

pusatbisnissyariah@gmail.com

+62 851 5687 3419

Order Via Whatsapp sub menu

Sabtu, 09 Mei 2020

PENTING! 5 CIRI BAJU SYAR'I WANITA MENURUT AL-QUR'AN DAN HADITS SHAHIH

Saudari ingin belanja baju syar’i wanita tapi tidak tahu syar’i itu seperti apa? Berikut Pusat Bisnis Syariah rangkumkan dengan bersumber dari Al-Qur’an dan hadits shahih, 5 ciri baju syar’i wanita.

Sebelum itu, Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah suatu kaum duduk di majelis, dan mereka tidak menyebut nama Allah ‘Azza wa Jalla di dalamnya, dan tidak ber-shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melainkan akan menimpa mereka kesedihan pada hari kiamat, dan jika mereka masuk ke dalam surga itu adalah karena ganjarannya.” (shahih menurut Imam Ahmad, Imam Ibnu Hibban, Imam Al Hakim, dan Syaikh Al Albani)

www.pusatbisnissyariah.com


Maka dari itu, mari kita membaca shalawat dan hamdalah dulu agar terhindar dari kesedihan pada hari kiamat.

Allahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammad. Alhamdulillaah.

Berikut 5 ciri baju syar’i wanita menurut Al-Qur’an dan hadits shahih.

1. Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 59

Artinya :
 Hai Nabi katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kok jilbabnya sepanjang itu?

Tenang, Saudari. Jilbab yang dimaksud pada ayat di atas bukan jilbab yang dikenal di Indonesia. Begini arti jilbab menurut ulama-ulama masyhur :

a. Ibnu Katsir : jilbab adalah baju rangkap di atas kerudung serupa baju kurung sekarang
b. Ibnu Hazm : jilbab dalam bahasa Arab yang dinyatakan oleh Nabi SAW ialah busana yang menutupi seluruh badan dan tidak hanya sebagiannya

Jadi arti jilbab pada surat Al-Ahzab di atas adalah busana panjang ya, Saudari. Busana yang menutupi seluruh tubuh.

Baju gamis sepanjang itu kalau kena jalanan becek, gimana? Kotor, dong?

Nabi SAW pernah ditanya semacam itu. Begini ceritanya :

Seorang wanita berkata, “Saya seorang wanita yang memanjangkan atau mengulurkan jilbab sampai menutup kaki, tapi harus berjalan melalui jalanan yang kotor.”
Rasulullah SAW pun bersabda, “Akan dibersihkan oleh jalan yang bersih sesudahnya.”
Hal serupa pernah ditanyakan seorang wanita dari bani Abdil Asyhal : “Ya Rasulullah, kami berjalan melalui jalan yang basah. Maka apakah yang harus kami lakukan?”
Nabi SAW bertanya, “Bukankah jalan yang berikutnya lebih baik?”
Wanita tersebut menjawab, “Benar, wahai Rasulullah.”
Lalu Nabi bersabda, “Jalan yang kotor akan dibersihkan jalan yang baik.”
(HR Abu Daud)

Jadi, tidak apa-apa baju gamis Saudari menyapu jalan yang kotor. Karena jalanan bersih yang Saudari lalui sesudahnya, akan membersihkan baju gamis Saudari. Tetap aman dipakai shalat.

Kalau busana potongan (rok dan baju terpisah) bolehkah?

Ustadz Felix Siauw dalam salah satu ceramahnya mengatakan, “Boleh, insha Allah.”

Ibu saya sudah tua. Haruskah tetap memakai jilbab?

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nuur ayat 60 :

Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi) tiadalah dosa atas mereka menanggalkan jilbab-jilbab mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Kesimpulannya, wanita tua boleh tidak pakai jilbab jika :
a. Sudah menopause
b. Tidak ingin menikah lagi
c. Tidak bermaksud memperlihatkan kecantikan/perhiasan

Mungkin Anda akan menyukai postingan kami yang ini :




Klik SELANJUTNYA untuk mencari tahu apa lagi petunjuk dari Allah SWT dan Rasul-Nya mengenai baju syar'i wanita. Terima kasih sudah membaca. Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barokatuhu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad